Ormas Pakdhe mungkin terdengar seperti nama kelompok orkes, tapi jangan salah sangka mereka bukan orkes yang rapi, megah, apalagi penuh tata aturan. Mereka bermain musik seperti mereka menjalani hidup: seadanya, tapi sepenuh hati. Yang mereka suguhkan bukan harmoni yang sempurna, tapi karya yang jujur, mentah, dan penuh rasa. Mereka hadir bukan untuk memenuhi ekspektasi industri, tapi untuk menyuarakan isi kepala dan isi dada, dengan cara mereka sendiri.
Berbekal instrumen rumahan dan kemampuan yang mereka asah lewat proses panjang bukan lewat sekolah musik, tapi lewat malam-malam panjang di tongkrongan mereka membentuk sesuatu yang akhirnya layak untuk dibagikan: mini album perdana Ormas Pakdhe , “Waktu yang Tepat”. Album ini bukan sekadar rilisan, tapi jejak perjalanan empat tahun mereka adalah bukti bahwa sesuatu yang tumbuh pelan-pelan juga bisa punya tempat untuk bersuara.
Berisi lima lagu yang jadi cermin mereka sebagai anak muda tanggung, album ini mengandung segala rasa: perasaan yang raw, cinta yang nggak selalu mulus, obrolan panjang di bawah lampu temaram, sampai botol minuman yang jadi saksi semua keresahan. Ormas Pakdhe meracik semua itu jadi karya, bukan untuk terlihat hebat, tapi untuk jujur. Karena bagi mereka , musik bukan tentang ketepatan nada, tapi ketepatan rasa.
“Waktu yang Tepat” adalah tentang keberanian untuk bilang, ini Ormas Pakdhe, inilah hidup yang mereka tahu, dan inilah suara mereka. Kalau kamu pernah merasa bingung, pernah merasa gagal, pernah merasa nggak cukup—mungkin kamu akan menemukan dirimu di dalam lagu-lagu Ormas Pakdhe.
“Waktu yang Tepat” juga telah dirilis dalam format kaset dan bisa didapatkan di Tycusgoth store beserta merchandise tshirtnya. Juga bisa didengarkan via bandcamp: https://ormaspakdhe.bandcamp.com/album/waktu-yang-tepat



